Dunia saat ini harus terbiasa dengan ketidakpastian, baik ketidakpastian iklim dan cuaca, wabah, perkembangan teknologi, dsb. Wabah Covid-19 yang melanda China pada akhir tahun 2019 dan menyebar dengan cepat hampir ke seluruh dunia memberikan satu wujud nyata dari ketidakpastian yang dihadapi oleh dunia saat ini. Aktivitas sosial, ekonomi, dan pendidikan tidak bisa dijalankan dengan normal akibat pandemik ini. Akibatnya, banyak sektor publik maupun swasta yang mengalami kerugian tidak sedikit.
China sebagai negara pertama yang terdampak Covid-19 mengalami penurunan produksi industrinya, aktivitas impor dan ekspor pun turut menurun. Sebagai hub dalam global value chain, melemahnya produksi industri China berakibat pada terganggunya rantai pasok dunia. Indonesia turut terkena dampaknya karena China merupakan partner impor dan ekspor terbesar bagi Indonesia. Oleh karena itu, supply chain resiliency sangat diperlukan di Indonesia. Kondisi ini semakin menyadarkan akan pentingnya teknologi dan sistem produksi dalam negeri yang kuat. Praktik new normal menjadi peluang baru bagi Indonesia untuk bisa bertahan dalam disrupsi rantai pasok yang terjadi. Tidak menutup kemungkinan, new normal juga bisa menjadi awal yang baik bagi Indonesia dalam meningkatkan efisiensi produksi dalam negeri dan meningkatkan daya saing industrinya.
Buku ini berusaha menjabarkan dampak yang ditimbulkan dari pandemik Covid-19 pada rantai pasok Indonesia, juga menjelaskan peluang apa saja yang muncul dari pandemik ini. Buku “Peluang New Normal dalam Disrupsi Rantai Pasok Indonesia” mampu menampilkan data-data yang terkait, memberikan contoh nyata bagaimana peluang new normal ini terjadi beberapa negara, dan memberikan prospek kebijakan yang dapat diambil pemerintah. Akhir kata, selamat membaca!