Teknologi Blockchain pada Rantai Pasok Pangan

Perkembangan teknologi pangan mulai dari gen modified organism hingga 3d printing dan plant-based food telah mengubah masa depan pangan dunia. Intervensi teknologi dianggap perlu untuk memastikan produksi pangan dapat memenuhi kebutuhan populasi dunia yang terus meningkat serta menjaga keseimbangkan ekosistem.  Pertumbuhan konsumen kelas menengah-atas juga turut meningkatkan awareness terhadap produk yang mereka konsumsi. Apakah teknologi yang digunakan pada produk pangan yang ia konsumsi aman bagi kesehatan, aman bagi lingkungan, dan kesejahteraan ekosistem sekitarnya, dsb.

Transparansi rantai produksi pangan mulai dari yang paling hulu hingga sampai ke meja makan menjadi kebutuhan konsumen masa depan. Blockchain menjadi teknologi andalan yang dapat menyajikan transparansi tersebut. Teknologi ini dapat melacak dengan cepat jika terdapat kecacatan, kontaminasi, dan sumber penyakit bawaan pada makanan sehingga dapat memastikan produk yang sampai di tangan konsumen aman untuk dikonsumsi. Di sektor industri pertanian, blockchain dapat membantu produsen dalam proses transportasi, logistik, dan biaya transaksi. Hal ini karena cadangan hasil pertanian (inventory) dapat dipantau dengan mudah, begitu pula proses pengiriman, serta dapat mengurangi biaya transaksi dengan mengurangi keterlibatan bank sebagai pihak ketiga.

Tidak hanya itu, konsumen juga dapat mengetahui keseluruhan rantai pasok dari produk pangan yang dibelinya, mulai dari proses produksinya apakah menggunakan bahan-bahan berbahaya atau tidak, apakah mengakibatkan kerusakan alam atau tidak, atau apakah dalam rantai pasok produk pangan tersebut terdapat aspek-aspek pelanggaran lainnya. Konsumen dapat mengakses informasi dari rantai produksi produk pangan yang dibelinya melalui QR codes atau label yang tertera pada kemasan produk dengan menggunakan smartphone.  

Bagi Indonesia, teknologi Blockchain akan sangat bermanfaat terutama dalam sektor perkebunan sawit. Produk sawit asal Indonesia seringkali dianggap tidak ramah lingkungan serta beberapa pelanggaran lingkungan dan kemanusiaan lainnya, sehingga memicu munculnya kampanye ‘palm oil free’ pada beberapa produk terkait. Dengan adanya teknologi blockchain pada rantai pasok produk sawit, konsumen dapat mengakses informasi dari rantai produksinya apakah melibatkan aspek perusakan lingkungan, atau aspek pelanggaran lainnya. Dengan begitu transparansi rantai produksi produk sawit harus terus didorong di Indonesia.

About Author

One thought on “Teknologi Blockchain pada Rantai Pasok Pangan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *