Berdasarkan data Statista dalam aspek produktivitas tenaga kerja, Malaysia memiliki produktivitas lebih tinggi bahkan dua kali lipat dibandingkan Indonesia. Apabila dibandingkan sejak tahun 2010 hingga 2018, terlihat pada diagram dibawah ini produktivitas tenaga kerja di Malaysia terus mengalami peningkatan sedikit demi sedikit setiap tahunnya. Sedangkan Indonesia mengalami stagnasi pertumbuhan produktivitas, butuh beberapa tahun agar mengalami peningkatan.
Sejak tahun 2010, Malaysia memiliki produktivitas tenaga kerja jauh diatas Indonesia, yaitu $24 perjam sedangkan Indonesia hanya $10 perjam. Hingga pada tahun 2018 produktivitas tenaga kerja Malaysia telah mencapai $30 perjam, Indonesia hanya mampu meningkat menjadi $14 perjam.
Cita-cita Malaysia menjadi High-Income Country
Malaysia memiliki cita-cita besar dan sangat ambisius untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan menjadi salah satu high income countries. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, Perdana Menteri Datuk Seri Najib Tun Razak pada tahun 2016 menerbitkan The Malaysia Productivity Blueprint. Blueprint tersebut berisi rencana-rencana strategis Malaysia untuk menumbuhkan produktivitas tenaga kerja di berbagai sektor pada tahun 2016 hingga 2020.
Terdapat lima tantangan utama yang dipandang oleh pemerintah Malaysia yang harus diselesaikan untuk mendukung produktivitas. Tantangan tersebut dalam aspek talenta, teknologi, struktur insentif, lingkungan bisnis, dan mindset produktivitas. Secara umum berbagai tantangan tersebut muancul karena cepatnya perkembangan industri dan teknologi, serta beragamnya permintaan pasar.
Tantangan-tantangan tersebut juga dihadapi oleh Indonesia apabila ingin mengembangkan industry dan produktivitas. Seperti urgensi meningkatkan keahlian tenaga kerja secara bertahap dan cepat untuk mengurangi low-skilled workers. Serta mempertemukan kebutuhan industri dengan keahlian yang dimiliki.
Inisatif Peningkatan Produktivitas Berbagai Tingkat Kebijakan dan Sektor
Pemerintah Malaysia membuat komitmen untuk menjadikan peningkatan produktvitas sebagai inisiatif Bersama sehingga melibatkan berbagai level pemerintah dari nasional hingga daerah. Serta melibatkan berbagai sektor dan kementerian, Seperti Ministry of Home Affairs (MOHA), Ministry of International Trade and Industry (MITI), Ministry of Communications and Multimedia (MCMM), Ministrt of Finance (MOF), Ministry of Agriculture (MOA), Malaysia Productivity Corporation (MPC), SME corp, hingga industri.
Secara keseluruhan, terdapat lima strategi yang dilakukan untuk menyelesaikan berbagai tantangan peningkatan produktivitas tenaga kerja di Malaysia. Pertama, membangun tenaga kerja masa depan. Dalam hal ini pemerintah Malaysia Bersama industry berupaya merestrukturisasi jumlah high-skilled workers sehingga terhubung dengan ekonomi masa depan. Kedua, mempercepat digitalisasi dan inovasi. Tujuannya adalah memperkuat kesiapan perusahaan dan tenaga kerja untuk beradaptasi dengan pengembangan teknologi industry 4.0. Ketiga, membangun industri yang akuntabel untuk mendukung produktivitas. Keempat, membuat ekosistem kebijakan yang mendukung produktivitas. Kelima, memperkuat implementasi mekanisme pemerintahan yang efektif.
Strategi-strategi tersebut diturunkan menjadi efektif ketika tiap strategi diserahkan kepada kementerian dan industri dengan inisiatif yang spesifik. Misalnya pengembangan tenaga kerja masa depan terdapat dua inisiatif yang diserahkan kepada MOHA, MITI, dan industri. Inisiatif tersebut yaitu melakukan perubahan structural melalui formulasi kebijakan pasar tenaga kerja, termasuk mengurangi low wage dan low skilled workers. Inisiatif kedua yaitu membuat perencanaan strategi tenaga kerja untuk mengantisipasi perubahan kebutuhan dari tiap sektor.
Contoh lainnya yaitu dalam hal mempercepat digitalisasi dan inovasi dilakukan oleh MITI, SME Corp, MCMM, dan industri. Inisiatif di tingkat nasional seperti memperkuat kesiapan, pengetahuan dan adopsi teknologi berbagai sektor. SMEs juga didukung untuk melakukan digitalisasi melalui e-commerce dan adopsi inovasi teknologi.
Kesimpulan
Berbagai insiatif yang dilakukan oleh Malaysia menunjukkan keberhasilan melihat bahwa terjadi peningkatan produktivitas tenaga kerjanya setiap tahun. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Indonesia pun harus melihat bagaimana Malaysia melakukan percepatan pertumbuhan produktivitas tenaga kerja melalui kebijakan nasional dan program-program yang terintegrasi antar kementerian dan industry. Angkatan kerja Indonesia yang terus mengalami pertumbuhan harus disiapkan menghadapi perubahan tekknologi, oleh karena itu perubahan struktural dan budaya kerja sangat genting dimulai dari sekarang.