Mengenal Karakteristik Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia
Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian adalah melalui pengembangan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) yang merupakan kawasan dengan keunggulan geo-ekonomi dan geo-strategis. Diantara tujuan KEK adalah untuk meningkatkan kinerja industri dan ekspor Indonesia. Adanya KEK telah dibuktikan di banyak negara dapat menjadi kekuatan dalam mendorong kapasitas industri dan menjadi tujuan utama investor asing sehingga banyak terdapat perusahaan multinasional yang beroperasi di kawasan KEK.
Keberhasilan KEK untuk meningkatkan perekomian suatu negara bisa dilihat melalui bagaimana China hari ini. Chinamengawali proses pendirian SEZ (Special Economic Zone) atau yang diterjemahkan sebagai KEK sejak 1980 di kawasan Shenzhen. China terus mengembangkan KEK-nya, hingga pada 2014 China telah memiliki 6 zona ekonomi khusus, 14 open coastel cities, 4 pilot free trade areas, dan 5 finansial reform pilot area. Keberadaan KEK di China telah berkontribusi sebesar 22% dari GDP China, 45% dari total FDI, dan 60% dari total ekspor. Beberapa area produksi dari perusahaan terkenal seperti Dell, IBM, AMD, dsb., telah dikembangkan di Penang, Malaysia yang terletak di dekat bandara. Begitu pula Thailand yang telah menjadi jangkar produksi otomotif asia melalui kesuksesan klaster otomotifnya.
Hingga saat ini terdapat 12 KEK di Indonesia, 8 diantaranya adalah kawasan industri yaitu KEK Arun Lhokseumawe, Sei Mangkei, Galang Batang, MBTK, Palu, Bitung, Tanjung Api-api, dan Sorong. Setiap kawasan memiliki aktivitas industri yang berkaitan satu sama lain seperti penyedia dan pengelola bahan baku, energi, infrastruktur, dan layanan logistik. Masih tersisa dua KEK yang dalam tahap pembangunan yaitu KEK Tanjung Api-Api dan Sorong. Keberhasilan operasinal KEK Indonesia seperti yang terjadi di Batam perlu di apresiasi, bahwa Batam mampu menyerap banyak tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi ekspor melebihi rata-rata nasional, dan peningkatan PDRB yang pesat. Meski begitu, secara keseluruhan Indonesia masih perlu menggenjot kuantitas dan kualitas KEK-nya yang tertinggal jauh dari negara tetangga, Malaysia contohnya.
Karakteristik KEK Indonesia
Pengembangan KEK di Indonesia perlu memperhatikan hal-hal yang menjadi kunci kesuksesan KEK sehingga dalam pengembangannya bisa berjalan efektif. Menurut penelitian UNCTAD mengenai karakteristik kunci KEK yang berdampak pada pembangunan ekonomi; sosial; dan lingkungan, saran kebijakan cenderung berpusat pada tiga dimensi, yaitu Strategic Focus; Regulator Framework and Governance; dan Design of Value Proposition.
- Fokus Strategis KEK
KEK dapat dibedakan berdasarkan fokus aktivitas zonanya yang terdiri dari 4 tipe strategi, yaitu Logistics hubs, Multi-activity, Specialized, dan Innovation-driven. Fokus strategi KEK di Indonesia lebih banyak pada specialized zone sama halnya dengan Malaysia dimana pemilihan lokasi KEK di Indonesia memang masih berdasarkan ketersediaan sumber daya dan daerah tertinggal. Negara berkembang akan sangat berisiko bila langsung melompat ke sektor teknologi tinggi, maka fokus pada specialized zone mungkin adalah pilihan yang tepat. Specialized zone berpengaruh besar untuk memaksimalkan keuntungan klaster industri. Perusahaan yang beroperasi di industri yang sama dalam area yang sama atau berdekatan akan memiliki peluang besar untuk berkolaborasi dan berbagi fasilitas.
Kuantitas dan kualitas fasilitas penunjang produksi dan distribusi harus ditingkatkan sesuai kriteria masing-masing klaster sehingga dapat memperkuat integrasi industri. Dengan begitu industri dapat lebih mudah memperoleh resources seperti tenaga kerja, bahan baku, energi, modal, dsb; dan memaksimalkan jaringan distribusi sehingga dapat meningkatkan daya saing industri. Indonesia juga perlu memulai perencanaan Kawasan Ekonomi High-tech industry. Peningkatan ini harus dilakukan secara bertahap setelah dilakukan pengembangan kemampuan industri melalui spilloverFDI. Indonesia kemudian dapat belajar dari Innovation-driven zone yang sudah banyak dikembangkan China.
2. Regulatory Framework and Governance of SEZs
Otoritas pengelolaan yang independen adalah kunci penting dari berhasilnya program KEK. Otoritas harus dilindungi dari tekanan politik dan mendapatkan pendanaan yang memadai untuk memastikan implementasi program berjalan efektif tanpa terpengaruhi perubahan situasi politik. Keterlibatan swasta dalam pengoperasian dan pengembangan KEK dapat menghemat modal dan meminimalisir risiko. Pengelolaan KEK di China dilakukan oleh komite yang merupakan perpanjangan pemerintah daerah, swasta hanya sebagai pendukung pembiayaan dan pelaksana pembangunan. Di Indonesia, pengelolaan KEK dilakukan oleh badan usaha komersial (perusahaan swasta dan/ atau BUMN/BUMD) dengan diawasi oleh administrator yang merupakan perpanjangan pemerintah daerah.
3. Value Proposition
Value proposition menggambarkan apa saja keuntungan yang bisa diperoleh industri dari lingkungan klasternya. Pemilihan lokasi KEK menjadi faktor paling penting untuk mendukung value proposition. Kedekatan dengan pelabuhan atau fasilitas logistik, kemudahan prosedur administrasi, infrastruktur dan layanan transportasi yang terintegrasi inter-moda, layanan komunikasi, instalasi limbah dan air bersih, infrastruktur dan layanan non-infrastruktur lainnya menjadi faktor penting kesuksesan KEK dilihat dari value proposition-nya. Analisis terbaru yang dilakukan Frick dkk sebagai peneliti Worldbank menyatakan bahwa tidak semua insentif memiliki korelasi positif terhadap peningkatan tenaga kerja dan ekspor di KEK, oleh karena itu dipilihlah tiga indikator di bawah.
Dilihat dari tiga indikator tersebut, Indonesia memiliki peringkat dibawah China, Malaysia, dan Thailand. Indonesia hanya unggul dari Thailand dalam kemudahan prosedur bea cukai. Dapat dikatakan bahwa value proposition KEK di Indonesia masih kurang memuaskan industri, dan perlu dilakukan peningkatan khususnya peningkatan pada kualitas infrastruktur KEK, kemudahan prosedur bea cukai, dan reformasi aturan ketenagakerjaaan.
Faktanya KEK telah berhasil menarik masuk industri multinasional dan meningkatkan ekspor. Jumlah KEK di Indonesia masih tertinggal di bawah, begitu pula kualitasnya masih perlu ditingkatkan. Penjabaran karakteristik KEK Indonesia dapat menjadi gambaran kebijakan yang dapat diambil, terutama untuk mempersiapkan KEK dengan high-tech
industry yang harus mulai dipersiapkan Indonesia untuk dapat bersaing di pasar global nantinya.