TalentCorp: Strategi Malaysia Meningkatkan Penyerapan Pekerja Usia Muda

Angkatan kerja Indonesia yang berusia semakin bertambah seiring dengan bonus demografi. Di sisi lain muncul masalah pengangguran terbuka dan tertutup yang dialami oleh generasi muda serta munculnya kekhawatiran dan kritik sosial akan sulitnya mendapatkan pekerjaan. Kondisi ini terjadi bukan semata karena terbatasnya lapangan pekerjaan, akan tetapi adanya missmatch
antara skill yang dibutuhkan industri dengan keahlian yang dimiliki. Serta kurangnya pengalaman kerja anak muda yang menjadi hambatan masuk ke dunia kerja. Bahkan ada pula masalah akses informasi pengangguran terhadap pekerjaan yang sesuai.

Konteks Malaysia 

Pendapatan perkapita Malaysia terus mengalami pertumbuhan di antara 4 hingga 4,5% dan memiliki target untuk menjadi negara high-income pada tahun 2024. Sedangkan angka pengangguran di Malaysia cukup stabil yaitu 3,1%. Tantangan yang dihadapi oleh Malaysia untuk mencapai target tersebut adalah high skill labour untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negerinya. Bahkan menurut kajian Hays (2019), menyatakan bahwa 49% pemberi kerja kurang percaya terhadap kapasitas calon pekerja yang tersedia. 

Oleh karena itu, pemerintah Malaysia membentuk Talent Corporation Malaysia (TalentCorp) pada tahun 2011. TalentCorp merupakan lembaga nasional yang menghubungkan antara talenta, industri, akademisi, dan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan human capital di Malaysia. Secara umum tugas TalentCorp adalah mengidentifikasi skills penting dan mencari solusi untuk memenuhi kebutuhan skills tersebut. Upaya yang dilakukan oleh Talentcorp dalam bentuk advokasi kebijakan, kolaborasi sektor public-private, penelitian, dan intervensi.  

Belajar dari TalentCorp Malaysia 

Selama tujuh tahun berdiri TalentCorp mampu berjejaring dengan 7000 perusahaan dan melibatkan 5500 perusahaan dalam berbagai program TalentCorp. Berbagai inisiatif dilakukan oleh TalentCorp untuk meningkatkan kapasitas anak muda dan membantu mereka masuk ke berbagai industri, seperti: 

  • Graduate Employability Management Scheme (GEMS) 

Program ini diselenggarakan sejak tahun 2011 melalui Khazanah Nasional Berhad, tujuannya adalah memfasilitasi pencari kerja fresh graduate untuk mendapatkan pelatihan yang relevan dengan industri. Serta membantu penempatan kerja bagi fresh graduate

Capaian dari program ini yaitu sejak 2011 ada 22.000 alumni yang mendapatkan pelatihan. 80% dari peserta mampu masuk ke dunia kerja dengan jejaring dari pemerintah.

  • Structured Internship Programme
    (SIP)

SIP juga dilaunching pada 2011 dan berbeda dengan GEMS yang sasarannya adalah fresh graduate, SIP berfokus pada mahasiswa sarjana (undergraduate). Program ini berupa memberikan kesempatan bagi undergraduate untuk merasakan internship sehingga mendapatkan real-life experience dunia kerja. 

Berdasarkan data dari TalentCorp, peserta dari program ini telah mencapai 70.000 dan telah melibatkan 5000 perusahaan. 

  • Scholarship Talent Attraction and
    Retention
     (STAR) 

Program ini merupakan kolaborasi dengan Public Service Department (JPA). Bentuknya yaitu pemberian beasiswa kepada talenta-talenta dengan keahlian tinggi keluar negeri. Selanjutnya akan ada kepastian talenta tersebut untuk kembali ke Indonesia. Selanjutnya talenta tersebut harus bekerja di private sector Malaysia untuk berkontribusi kembali ke negara. 

Terdapat sekitar 4000 penerima beasiswa ini dan ada 2000 telah kembali sebagai leading employers di perusahaan-perusahaan Malaysia. 

  • Industry Academia Collaboration
    (IAC) 

Selain dengan JPA, TalentCorp juga bekerja sama dengan Ministry of Higher Education (MoHE) untuk membawa industri masuk dalam kolaborasi industri dengan akademisi. Tujuannya adalah mengurangi skill gaps yang terjadi saat ini, melalui pengembangan konten dan silabus bersama-sama antara akademisi dengan industri. Tujuannya adalah perbaikan sistem pendidikan dan memastikan keahlian talenta Malaysia sesuai dengan kebutuhan jangka panjang. 

Bagaimana dengan Indonesia?

Dari beberapa upaya tersebut telah ada yang dilakukan di Indonesia, namun terdapat yang belum maksimal atau belum terlihat hasilnya. Seperti program beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang memberikan beasiswa dalam negeri dan luar negeri dan hasilnya pun akan terlihat beberapa tahun ke depan. Selanjutnya sekolah kejuruan di Indonesia sudah mulai menyelenggarakan internship dengan perusahaan, akan tetapi perlu dimaksimalkan agar mereka mendapatkan kesempatan latihan praktis.

Partner Kami