The Future Skills Centre Kanada: Melihat Strategi Reskilling Pekerja Menghadapi Persaingan Global

Perubahan model kerja dialami dan telah disadari urgensi adaptasinya oleh berbagai negara. Salah satu negara yang merespons melalui program multi-stakeholder adalah Kanada. Kekhawatiran bahwa pekerja di Kanada tidak mampu beradaptasi dengan perubahan yang cepat di industri mendorong konsorsium yang terdiri dari pihak pemerintah, universitas, dan lembaga non-profit untuk bekerja sama untuk mengembangkan konsep dan program reskilling pekerja di Kanada.

The Future Skills Centre – Centre des Compétences futures (FSC-CCF) merupakan pusat penelitian dan kolaborasi inovasi penyiapan pekerja Kanada untuk memiliki keahlian dan berhasil mengikuti perkembangan teknologi industri dan memiliki keahlian yang sesuai kebutuhan di masa depan. Mereka terbuka akan berbagai pendekatan inovatif untuk mewujudkan target tersebut, sehingga berbagai proyek paling inovatif pun didanai untuk membantu pekerja di Kanada.

Pentingnya Kolaborasi 

FSC-CCF dijalankan oleh konsorsium yang terdiri pemerintah Kanada dan membantu pendanaan yaitu melalui Government of Canada’s Future Skills Program. Selanjutnya ada Ryerson University, sebuah perguruan tinggi yang menggunakan pendekatan career-oriented education dan menjalankan pendidikan multi disiplin. Lembaga pendidikan berkontribusi pada berbagai kegiatan akademik, dan berkolaborasi dengan industri untuk menghasilkan berbagai pengetahuan baru tentang reskilling pekerja dan entrepreneurship.

Ada pula Diversity Institute sebuah think tank di Ryerson University yang berfokus pada inovasi dan pertumbuhan ekonomi menggunakan pendekatan yang inklusif. Selain itu, ada pula Magnet, sebuah social innovation untuk mempertemukan pengangguran atau pencari kerja serta alumni. Magnet berperan untuk mengumpulkan berbagai informasi, memetakan kebutuhan, dan pengetahuan yang sangat penting untuk FSC-CCF. 

Serta ada pula Blueprint sebuah lembaga penelitian non-profit yang selama ini mendesain berbagai program kebijakan publik untuk membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga dan komunitas dalam aspek sosial dan ekonomi. Pengalaman Blueprint dalam mendesain, mengevaluasi, dan membuat analisis kebijakan membantu FSC-CCF untuk mengembangkan strategi proyek inovasi. 

3 Strategi Future Skill Centre 

FSC-CCF memiliki tiga strategi utama, yaitu pertama membangun jaringan partner dan stakeholder. Pengembangan jejaring ini dilakukan melalui Stakeholder Engagement Plan, yaitu konsep pelibatan berbagai stakeholder untuk berkolaborasi, seperti lembaga pelatihan, kelompok ahli, forum pemerintah dan pekerja yang bertujuan menghubungkan masyarakat Kanada dengan komunitas dan berbagai peluang reskilling.

Kolaborasi dilakukan dengan melibatkan pemerintah provinsi dan lembaga lintas provinsi seperti Forum of Labour Market Ministers (FLMM) dan Labour Market Information Council (LMIC). Selanjutnya FSC-CCF juga akan membentuk “Online Community of Practice” pada 2019 sebagai platform untuk menghubungkan berbagai stakeholder, trainer, dan anggota masyarakat.

Kedua, melakukan penelitian. FSC-CCF berperan untuk melakukan penelitian dengan new evidence-based untuk tren pasar tenaga kerja dan juga skills yang dibutuhkan di masa depan. Tujuannya adalah untuk merespons secara cepat berbagai kebutuhan keahlian, peningkatan potensi pencari kerja yang beragam, dan memberikan informasi yang kuat untuk mengembangkan pelatihan dan pembuatan kebijakan publik. 

Hal yang menarik adalah FSC-CCF menghasilkan data isu-isu ketenagakerjaan yang baru, prioritas kebijakan, kesenjangan keahlian, hingga berbagai peluang keahlian yang mampu meningkatkan ekosistem kerja di Kanada. 

Ketiga, mengembangkan proyek inovasi. FSC-CCF melakukan action-based research melalui community-based projectsuntuk melakukan uji coba peningkatan keahlian pekerja. FSC-CCF juga mendanai berbagai proyek untuk melaksanakan berbagai ide program reskilling. FSC-CCF berkomitmen menyiapkan dana sekitar $ 19 Juta untuk mendanai 16 proyek inovasi selama dua tahun kedepan. Evaluasi program pun dilakukan secara berkala dengan pertanyaan utama apakah program tersebut mampu mencapai target. 

Berdasarkan pengalaman Kanada tersebut, Indonesia sebagai negara yang memiliki angkatan kerja sangat banyak dan akan mengalami bonus demografi juga membutuhkan lembaga seperti FSC-CCF. Kelembagaan sejenis dibutuhkan untuk menghasilkan kajian-kajian relevan terkait ketenagakerjaan Indonesia dan rekomendasi kebijakan inklusif untuk membantu pekerja Indonesia beradaptasi menghadapi disrupsi.

Partner Kami