Melihat Angka Impor Petrokimia Indonesia

Industri petrokimia memberikan potensi besar pada peningkatan daya saing industri lain. Hal ini dikarenakan industri petrokimia merupakan salah satu industri hulu yang menghasilkan bahan baku yang dibutuhkan oleh beberapa industri hilir, seperti industri plastik, elektronik, otomotif, pipa, kabel listrik, dan berbagai jenis kemasan berbahan plastik. Industri ini juga menjadi prioritas pemerintah dalam mengimplementasikan industri 4.0.

Saat ini, industri petrokimia Indonesia hanya mampu memenuhi 30% dari kebutuhan industri hilir dalam negeri, sehingga sisanya harus diimpor. Artinya, meningkatkan kapasitas produksi industri petrokimia hulu masih menjadi PR besar bagi Indonesia. Impor petrokimia sendiri masih didominasi oleh produk-produk setengah jadi, seperti Polipropilena, Etilena, Polietilena, dan Propilena.

Sumber: Data Olahan, 2020

Nilai impor Polipropilena (HS 390210) pada 2018 mencapai USD 800 juta. Jika dijumlahkan hingga Etilena (HS 290121) saja, impor produk petrokimia setengah jadi sudah mencapai USD 11 miliar. Di sisi lain, tipe barang modal yang diimpor dalam industri petrokimia dapat diidentifikasi sebagai mesin industri, yaitu peralatan semacam keran, katup, dan penggunaan serupa untuk pipa/boiler/dsb yang masuk dalam HS 848180. Terakhir, impor produk akhir yang paling tinggi adalah artikel plastik (HS 4011940).

Sumber: Data Olahan, 2020

Tentu saja, melihat tren perkembangannya, impor petrokimia Indonesia memiliki tren peningkatan sejak 2015 hingga 2018. Sebagai contoh, Polipropilena konsisten sebagai produk yang paling banyak diimpor dari tahun ke tahun. Rata-rata peningkatan nilai impornya sebesar 6 persen per tahun. Hendri Saparini, Ekonomi senior CORE, menyebutkan bahwa pertumbuhan konsumsi rumah tangga Indonesia cukup tinggi dan stabil berkisar pada 5%. Pertumbuhan manufaktur sekitar 3-4, dan juga diperkirakan memiliki tren peningkatan di masa mendatang.

Hal tersebut menyiratkan adanya peningkatan kebutuhan produk petrokimia dalam negeri, terutama produk dari industri hulu. Jika Indonesia terus mengandalkan impor, maka harga produk petrokimia hilir atau produk hilir terkait lainnya akan sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar global, yang bisa jadi akan semakin tinggi. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas produksi petrokimia di dalam negeri perlu dilakukan. Substitusi impor menjadi solusi yang layak diterapkan pada industri petrokimia Indonesia.

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *