Menjadi Raksasa Pangan Bersama Belanda

Sektor Pangan adalah sector yang saat ini menjadi fokus hampir semua negara di dunia. Pandemi Covid-19 yang belum jelas kapan berakhirnya membuat beberapa negara kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangannya, terutama negara yang bergantung pada impor. Salah satu faktornya adalah seluruh negara lebih fokus untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri mereka sehingga ekspor menjadi prioritas kesekian.

              Pemerintah Indonesia saat ini sedang mencanangkan program Food Estate di beberapa wilayah di Indonesia dengan tujuan untuk memperluas lahan pertanian Indonesia. Semakin luasnya lahan pertanian diharapkan hasil produksi juga meningkat. Tapi saat ini luas lahan tidak bisa dikatakan sebagai faktor kunci yang menentukan besar kecilnya produksi pangan suatu negara. Belanda bisa dijadikan contoh paling tepat negara dengan wilayah kecil tapi memiliki produksi pangan yang besar. Luas wilayah daratan Belanda hanya lebih kurang 41.543 kilometer tapi berhasil menjadi eksportir produk agrikultur terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Pada tahun 2017 belanda tercatat mengekspor produk agrikultur senilai USD 111 miliar, angka ini jelas terpaut jauh dari jumlah ekspor agrikultur Indonesia.

              Teknologi adalah faktor utama yang menjadi kunci sukses Belanda tersebut. Karena luas wilayah yang tidak terlalu besar, Belanda mengakalinya dengan cara membuat vertical farming kemudian teknologi rumah kaca yang karbon diaoksidanya diambil dari pembuangan kilang minyak setempat dengan dilengkapi lampu LED membuat tanaman bisa terus bertumbuh meskipun pada malam hari, ini menyebabkan pertumbuhan jauh lebih cepat disbanding hanya mengandalkan sinar matahari.

              Pertanian di Belanda juga sangat minim campur tangan mansia karena semua sudah dikerjakan dengan AI dan IoT sehingga skala produksi dan efisiensinya menjadi sangat tinggi. Selain itu fokus terhadap lingkungan membuat Belanda berusaha menciptakan teknologi yang mampu meningkatkan jumlah produksi dengan luas lahan yang sempit tapi dengan emisi seminimal mungkin.               Kemampuan Belanda untuk mengintegrasikan teknologi dengan pertanian ini terbukti sudah membawa dampak positif bagi mereka. Pandemi Covid-19 tidak menurunkan produksi mereka karena tidk banyak orang yang terlibat dalam proses pertanian dari awal masa tanam sampai dengan masa panen. Inovasi teknologi harus dilakukan sesegera mungkin karena pada tahun 2050 jumlah penduduk dunia akan meningkat menjadi lebih kurang 10 miliar jiwa, dan jika cara pertanian seperti saat ini dipertahankan, untuk memberi makan seluruh penduduk dunia maka sebagian besar hutan dunia harus digunakan untuk menjadi lahan pertanian.

About Author

One thought on “Menjadi Raksasa Pangan Bersama Belanda

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *