Plant Based Meat dan Sektor Peternakan di Indonesia

Plant based meat mulai dikampanyekan karena isu keberlanjutan lingkungan dan animal welfare dari sektor peternakan, terutama pada ternak ruminansia seperti sapi. FAO mengestimasikan bahwa sektor peternakan menyumbang 14,5 % emisi gas rumah kaca, dimana sapi potong menumbang 42%-nya. Emisi ini bersumber dari produksi pakan ternak yang masih menggunakan pupuk kimia, proses fermentasi dari pencernaan makanan oleh ternak ruminansia, dan kotoran yang dihasilkan ternak itu sendiri, serta dari proses pengolahan dan transportasi produk ternak tersebut.

Di Indonesia sendiri, konsumsi daging hanya sekitar 2,36 kg per kapita pada tahun 2014. Sangat kecil dibandingkan dengan rata-rata konsumsi daging dunia yaitu 43 kg per kapita. Meskipun plant-based meat menjadi salah satu inovasi menuju pangan masa depan, namun nutrisi yang terkandung dalam daging hewan pun tidak dapat dipungkiri bermanfaat bagi tubuh dalam jumlah yang cukup. Menurut M. Ikhsan Shiddieqy dalam tulisannya, sekedar menurunkan konsumsi daging hewan tidak cukup untuk menyelesaikan persoalan lingkungan dan wellbeing tersebut. Yang perlu dilakukan adalah usaha menyeluruh untuk menyelesaikan persoalan keberlanjutan dalam seluruh rantai pasok pangannya. Oleh karena itu, bagi masyarakat Indonesia plant-based meat bisa menjadi alternatif bagi para vegan namun daging hewan juga masih menjadi konsumsi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi sebagian lainnya.

Adapun yang dapat dilakukan adalah mengubah proses budidaya dan produksi daging di Indonesia dengan praktik yang baik bagi lingkungan dan kesejahteraan ternak. Teknik penggembalaan bergilir adalah salah satu contoh praktik industri peternakan yang dapat menurunkan emisi gas rumah kaca. Teknik ini dengan mengkombinasikan penggembalaan ternak sapi, kambing atau domba, dan unggas secara terencana sehingga dapat memberikan waktu untuk kotoran ternak terdorong ke dalam tanah oleh kambing dan unggas serta untuk tanah dan tanaman agar ternutrisi.

Tentu saja, Indonesia perlu mendukung berlangsungnya inovasi plant-based meat namun juga tetap mendukung inovasi-inovasi yang melahirkan keberlanjutan sistem pangan Indonesia. Salah satu inovasi yang perlu didukung adalah teknik budidaya ternak ruminansia yang mungkin akan sangat bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan nutrisi masyarakat Indonesia serta untuk menjadikan Indonesia lumbung pangan dunia.

About Author

One thought on “Plant Based Meat dan Sektor Peternakan di Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *