Sekilas Daya Saing 2019

Laporan global competitiveness terbaru memberikan informasi mengenai pendorong utama produktivitas dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Nilai dari global competitiveness index berkisar antara 0 sampai 100 dimana semakin mendekati 100, maka negara tersebut semakin kompetitif. Dengan nilai 84,4, Singapura menjadi negara yang paling kompetitif di dunia pada tahun 2019, menyalip Amerika di peringkat kedua.

Dari gambar diatas, 10 negara yang paling memiliki daya saing terdiri (berurutan dari yang paling memiliki nilai daya saing tertinggi) Singapura, Amerika, Hongkong, Belanda, Swiss, Jepang, Jerman, Swedia, Inggris dan Denmark. Berikut adalah beberapa peringkat terbaik dari laporan tersebut. Perlu diperhatikan, walaupun Amerika disalip oleh Singapura, secara keseluruhan Amerika tetap menjadi innovation powerhouse terkuat di dunia, dimana Amerika meraih peringkat 1 di pilar dinamika bisnis, peringkat 2 di kapabilitas inovasi dan peringkat 1 dalam pilar menemukan pekerja yang memiliki keahlian.

Pertama, dari seluruh negara di kelompok G20, Amerika merupakan negara yang paling kompetitif di peringkat kedua, Jepang keenam, Jerman ketujuh, Inggris kesembilan, sementara Argentina di peringkat 83 merupakan negara dengan peringkat terendah diantara negara G20 lainnya. Kedua, Asia Pasifik menjadi area yang paling memiliki daya saing di dunia, diikuti oleh area Eropa dan Amerika Selatan. Ketiga, Negara Nordic menjadi kelompok yang memiliki teknologi yang paling canggih di dunia, inovatif dan dinamis serta mampu menyediakan hidup yang berkualitas dan proteksi sosial ke masyarakatnya. Fakta keenam, Denmark, Uruguay dan Zimbabwe berhasil meningkatkan penggunaan energi terbarukannya secara siginifikan, dibandingkan negara negara lain dengan tingkat daya saing yang sama.

Indeks dari laporan Global Competitiveness Report 2019 juga menunjukan hubungan antar daya saing dengan dua dimensi dari pembangunan yang berkelanjutan, yaitu kohesi sosial dan lingkungan yang sustain. Hasil dari laporan tersebut memberikan gambaran bahwa tidak ada trade-off antara daya saing dengan sustainability serta antara daya saing dengan kohesi sosial. Hal tersebut menjadi masukan yang sangat penting bagi para pemangku kepentingan bahwa ada kebijakan “win-win” yang mampu produktif, karbon rendah, serta inklusif.

Bagaimana posisi Indonesia di laporan Global Competitiveness Report 2019? Ternyata Indonesia turun 5 peringkat ke ranking 50, dibandingkan 2018.  Di ASEAN, Indonesia berada di peringkat keempat, dibawah Singapua (1), Malaysia (27), Thailand (40). Kekuatan utama Indonesia adalah di ukuran pasar dengan nilai 82,4 dan peringkat 7 dunia dan stabilitas makroekonomi dengan nilai 90 dan di peringkat 54 dunia. Dengan performa tersebut, tentu masih ada ruang-ruang perbaikan di berbagai indikator lainnya. Indonesia memiliki business culture yang vibrant (nilai 69,6 dan peringkat 29 dunia) serta sistem keuangan yang stabil di peringkat 58 dan nilai 64, yang menunjukan perbaikan sejak tahun 2018. Selanjutnya, dari indikator adopsi teknologi dan kapasitas inovasi, kinerja Indonesia juga menunjukan perbaikan, namun hal tersebut belum cukup. Dari pilar adopsi teknologi, Indonesia berada di peringkat 72 dunia dengan nilai 55,4 dan dari pilar kapasitas inovasi, Indonesia memiliki nilai yang rendah, sebesar 37,3 serta berada di peringkat 74 dunia.

Di tengah besarnya keinginan Presiden Jokowi untuk mengundang investasi, turunnya peringkat daya saing Indonesia tentu perlu menjadi perhatian seluruh pihak. Dikutip dari Katadata, menurut Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat, menurunnya daya saing Indonesia disebabkan proses perizinan yang terhambat karena proses pemilihan umum (pemilu) serentak dan pemilihan presiden (pilpres). Menurut Ketua Umum The Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) Silmy Karim, pemerintah juga perlu menggandeng pengusaha untuk membuat sistem perizinan yang lebih baik serta dapat menghindari kepentingan pribadi dalam pemberian izin. Sinergi antara pemerintah dan pengusaha dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing Indonesia.

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *