Kebijakan perdagangan setiap negara sudah pasti berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor, diantaranya keadaan geografis dan demografis, sumber daya, ideologi negara, dan masih banyak lagi faktor lain. Kebijakan yang berlaku secara efektif di suatu negara belum tentu bisa berlaku secara efektif juga di negara lainnya.
Lalu bagaimana sebenarnya kebijakan perdagangan yang baik itu? Jarred Bernstein yang merupakan mantan penasihat ekonomi Joe Biden dan Seorang ekonom dari Michigan University, Dean Baker memberikan beberapa ide tentang apa yang setidaknya harus ada dalam kebijakan ekonomi suatu negara agar kebijakan tersebut bisa dikatakan sebagai kebijakan yang baik.
Poin pertama adalah gunakan manfaat perdagangan untuk membantu mereka yang terluka karenanya. Perdagangan meningkatkan pertumbuhan dan karenanya meningkatkan produk domestik bruto dan pendapatan pajak. Namun, kebijakan politik dan pajak kita telah memblokir kebijakan fiskal yang dapat membantu mereka yang pekerjaan, pendapatan, dan komunitasnya dilanda persaingan asing. Maka kebijakan ekonomi harus menjamin adanya pelatihan ketenagakerjaan sektoral (melatih pekerja untuk pekerjaan yang ada atau yang akan datang), magang, dan yang paling penting, penciptaan lapangan kerja langsung.
Kedua, berhentilah terlalu melindungi profesional dan paten. Selama empat dekade terakhir, Jarred dan Dean telah merancang kebijakan perdagangan yang menghilangkan hampir semua hambatan untuk perdagangan barang. Meskipun ini memiliki manfaat memungkinkan kami mendapatkan barang impor dengan harga lebih murah mereka belum bisa melakukan upaya yang sama untuk menghilangkan hambatan proteksionis di sektor lain. Banyak obat yang dijual dengan harga puluhan ribu atau bahkan ratusan ribu dolar padahal jika tidak dengan paten harga obat tersbut hanya sekitar ratusan dollar. Perdebatannya adalah bahwa perlindungan paten diperlukan untuk mendorong inovasi, tetapi ada di saat yang bersamaan paten yang telalu ketat akan merugikan masyarakat.
Ketiga, manajemen mata uang dan aliran modal. Sudah menjadi rahasia umum bahwa beberapa negara memainkan sistem perdagangan, dengan menekan nilai mata uang mereka, membuat ekspor ke negara lain lebih mahal dan impor lebih murah. Negara seperti Amerika Serikat menjalankan surplus perdagangan besar yang mereka gunakan untuk membiayai pembelian besar mata uang dan asset, ini menghasilkan aliran modal yang memompa dolar dan defisit perdagangan.