Lesson Learned: China dalam Global Supply Chains

Dalam global supply/value chain, menyusun strategi komplementari pada produk yang tepat nampaknya mampu menghasilkan nilai tambah yang lebih besar daripada hanya fokus pada sumber daya lokal. Hal tersebutlah yang dilakukan China untuk bisa mengambil bagian besar dalam global supply chain.

Peluang Dibalik Domestic Value-Added yang Menurun

Sumber: OECD, 2015

Kontribusi nilai tambah domestik pada ekspor industri electrical and optical equipment di China mengalami penurunan dari tahun 1995 ke 2009, dari 87% menjadi hanya 57%. Artinya, terjadi peningkatan komposisi nilai tambah asing dalam industri tersebut. Peningkatan nilai tambah asing ke dalam industri electrical and optical equipment justru menciptakan nilai tambah domestik yang jauh lebih besar. China memainkan strategi komplementer dengan memilih input-input tertentu dari faktor produksi asing yang kemudian secara bersamaan berusaha meningkatkan penjualan, profitabilitas, dan upah pekerjanya sehingga mampu menghasilkan nilai tambah domestik yang jauh lebih besar.

Secara tidak langsung, keterlibatan foreign value added (FVA) juga akan meningkatkan kualitas dan diversifikasi produk ekspor. Oleh karena itu, penting untuk tidak hanya melihat seberapa besar kontribusi DVA pada total ekspor suatu negara, melainkan juga memperhatikan volume/nilai tambah aktual yang dihasilkan dari aktivitas produksi domestik dan asing pada produk ekspornya.

Upgrading Industri Elektronik China

Salah satu industri di China yang juga berkembang pesat paska krisis global adalah industri elektronik. Partisipasi produk antara (intermediate products) elektronik China dalam GVCs tidak hanya tinggi pada aktivitas ekspor melainkan juga impor. Pada 2006, China mengimpor intermediate products elektronik senilai USD 186 milyar dan mengekspor USD 109 milyar.

Menurut Gereffi dkk, dalam bukunya “Handbook on Global Value Chains” terdapat empat tahapan yang dapat dilakukan industri untuk meningkatkan ppartisipasinya dalam GVCs, yaitu melalui indutsri assembly (perakitan), OEM (Original Equipment Manufacturing), ODM (Original Design Manufacturing), dan OBM (Own-Branded Merchandise). Adapun china menerapkan empat model dalam meningkatkan partisipasi industri elektroniknya ke dalam GVCs, yaitu: (1) melakukan ekspansi global melalui akuisisi brand terkenal yang menurun performanya(emerging multinationals), (2) melakukan ODM Spin-off atau memisahkan divisi produk bermerek dari manufaktur kontrak untuk memasuki pasar konsumsi akhir (end products market) dan mendorong daya saing produk elektroniknya, (3) menggabungkan fungsi ODM dengan OBM (platform brands) untuk para kontraktor dengan pelanggan yang tidak berada pada bisnis perangkat keras elektronik, dan (4) pendirian perusahaan OBM yang mengandalkan GVC untuk menyediakan input produksi (emerging GVC leaders). 

Penting untuk suatu negara mengidentifikasikan tahapan mana yang akan menjadi langkah pembangunan industrialisasi di negaranya dan pada bagian mana negara akan berpartisipasi pada GVCs, baik sektor maupun fungsi bisnis yang akan dipriotitaskan.

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *