Lesson Learned dari Emerging Economies dalam Mengimplementasikan Infrastructure Sharing Policy

Sekitar 69 juta pelajar di Indonesia berisiko kehilangan pengalaman belajar yang maksimal akibat Covid-19, salah satu faktornya adalah koneksi internet kecepatan tinggi yang terbatas (ISEAS Yusof Ishak Institute, 2020). Survei yang dilakukan APJII (2019) juga menunjukkan bahwa hanya sekitar 10 juta rumah yang terkoneksi internet, padahal terdapat sekitar 60 juta rumah di Indonesia. Serta ada pula tantangan internet yang belum merata di seluruh Indonesia, seperti pengguna internet sekiutar 55% ada di pulau Jawa dan sisanya tersebar ke berbagai wilayah di Indonesia.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh berbagai negara untuk mempercepat pembangunan infrastruktur telekomunikasinya adalah melakukan infrastructure sharing. Kebijakan ini memberikan ruang bagi berbagai pihak, baik pemerintah, swasta, dan organisasi sosial untuk berkolaborasi untuk menyediakan infrastruktur. Pada artikel ini akan dibahas sekilas bagaimana emerging economies melakukan infrasharing, sehingga dapat memberikan insight kebijakan untuk Indonesia.

Strategi pertama yang dilakukan berbagai negara yaitu melakukan digitalisasi berbagai layanan atau e-government secara masif. Langkah ini membuka peluang dan kemudahan bagi berbagai pihak untuk melakukan investasi dan Kerjasama dalam berbagai aspek pembangunan, salah satunya sektor telekomunikasi. Indonesia sendiri telah memulai pengembangan e-government tetapi masih menghadapi hambatan terkait integrasi data, user experience, dan lainnya.

Contoh best practice upaya melakukan digitalisasi berbagai sektor public dilakukan oleh Brazil. Brazil mengembangkan kebijakan infrastructure sharing dengan melibatkan berbagai perusahaan telekomunikasi. Kebijakan diinisiasi oleh Ministry of Science, Technology, Innovations and Communication dan bekerjasama dengan Ministry of Educatuon Brazil, program yang bernama Brazil’s Broadband at School Program ini menyediakan broadband internet untuk sekolah-sekolah. Selain itu, ada pula program “The Electronic Government-Citizen service” yang menyediakan koneksi internet untuk organisasi sosial di berbagai bidang seperti kesehatan, pendidikan, dan organisasi yang berada di remote area. Lalu ada pula program “Governo Eletrônico – Serviço de Atendimento ao Cidadão (GESAC) yang menaungi Kerjasama dalam operasional satelit dan menyediakan internet kecepatan tinggi. Hasulnya, sekitar 8000 sekolah dan 400 fasilitas kesehatan telah terhubung dengan layanan internet. 

Selanjutnya adapula Mexico yang menghubungkan sekitar 10.000 sekolah dengan internet melalui program “Mexico connected”. Proyek ini melibatkan berbagai provider dan perusahaan teknologu untuk menghubungkan Lembaga-lembaga public seperti sekolah, klinik, dan pemerintah dengan internet. Perusahaan yang terlibat seperti Viasat dan Ubix, salah satu perusahaan telekomunikasi yang menggunakan satelitnya untuk menghubungkan internet di Mexico. Selain itu, Facebook juga terlibat dalam membantu masyarakat miskin di Mexico untuk terhubung dengan internet.

Lesson learned dari strategi negara-negara tersebut yang memungkinkan kolaborasi infrastructure sharing yaitu inisiasi dari pemerintah dan atau perusahaan untuk memulai kolaborasi. Hal ini dapat dilakukan dengan penyusunan national digital strategies sebagai dasar keputusan kerjasama dan percepatan pembangunan.

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *