Uji Resiliensi Generasi Muda ASEAN

Pandemi COVID-19 ini menyerang dunia, tidak terkecuali masyarakat ASEAN. Virus tersebut begitu cepat untuk menyebar, sehingga berbagai negara di dunia menerapkan kebijakan pembatasan interaksi atau physical distancing. Di Indonesia, kebijakan tersebut tertuang melalui Pembatasan Sosial Berskala Besar atau biasa disebut PSBB. Tidak hanya Indonesia, berbagai negara di kawasan ASEAN turut melakukan hal yang sama, tidak terkecuali Vietnam dengan lockdown yang sangat ketat. Menarik jika ditelaah bagaimana dampak dari social distancing tersebut, khususnya bagi generasi muda ASEAN di masa pandemi ini. Pada Juli 2020, World Economic Forum baru saja menerbitkan laporan yang berjudul “COVID-19 – The True Test of ASEAN Youth’s Resilience and Adaptability Impact of Social Distancing on ASEAN Youth” yang bertujuan untuk melihat resiliensi dan dampak dari social distancing kepada pemuda ASEAN. Sruvei tersebut mencakup 69.548 anak muda yang berusia 16 sampai 35 tahun dari enam negara di ASEAN yang terdiri dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Berikut adalah berbagai temuan menarik dari hasil survei tersebut

  • 87% generasi muda ASEAN mengalami peningkatan penggunaan setidaknya satu digital tool selama pandemi COVID-19 dan 42% dari pemuda menggunakan setidaknya satu digital tool baru
  • Di kawasan ASEAN, 33% entepreneur memaksimalkan penggunaan e-commerce untuk menjual produknya. Hal menarik dari persentase tersebut adalah 1 dari 4 enterpreneur baru pertama kali menggunakan platform e-commerce
  • Lebih dari 70% generasi muda ASEAN meningkatkan penggunaan media sosial dan e-commerce di tengah pandemi COVID-19 ini. Selanjutnya lebih dari 64% pemuda merasa bahwa kenaikan pemanfaatan pendidikan online, e-banking dan jasa antar makanan akan menjadi kebiasaan yang permanen
  • 48% generasi muda ASEAN mengkonfirmasi bahwa mereka menjadi lebih resilien dan lebih siap untuk menghadapi pandemi di masa depan (yang tentunya kita harapkan tidak terjadi)
  • 41%, 38% dan 31% generasi muda ASEAN melaporkan bahwa mereka mempelajari keahlian yang baru, mempelajari mengenai berpikir kreatif dan menemukan model bisnis baru serta cara untuk meningkatkan pendapatan, khususnya bagi yang benar-benar berprofesi sebagai entreprenur
  • 38% generasi muda ASEAN yang menjadi pekerja yang aktif mengatakan bahwa mereka kembali belajar melalui platform pendidikan online, sesuai dengan konsep lifelong learning

Hasil survei tersebut menunjukan beberapa hal positif dan resiliensi dari generasi muda ASEAN di tengah pandemi COVID-19. Tidak memungkiri bahwa terdapat tantangan seperti 69% responden merasa kesulitan untuk bekerja secara remote dan bahkan 7% mengatakan mustahil. Akan tetapi, transformasi digital ini memang harus “dipaksakan” terjadi, agar generasi muda ASEAN dapat beradaptasi di masa pandemi ini. Merupakan tanggung jawab kita semua untuk bekerja sama agar generasi muda ASEAN mampu beradaptasi dan bertahan di tengah pandemi COVID-19.

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *