Ekspor Indonesia 2017
Sumber: Atlas Harvard, 2019
Total ekspor
Indonesia di tahun 2017 mencapai US$ 207 miliar. Data dari Country Atlas
Harvard menunjukan bahwa selama lima tahun terakhir, ekspor Indonesia menurun
dengan rata-rata 2,5% selama lima tahun terakhir dan penurunan ekspor tersebut
turut menjadi hambatan pada pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan HS 1 Digit, komoditas utama ekspor
Indonesia didominasi oleh sektor pertanian yang berkontribusi sebesar 25,36
persen terhadap total ekspor Indonesia, disusul oleh komoditas mineral sebesar
20,49 persen dan komoditas jasa sebesar 12,01 persen. Jika ditelaah lebih
mendalam dengan data HS 4 digit, komoditas penyumbang ekspor terbesar Indonesia
adalah komoditas batu bara sebesar 8,89 persen, komoditas kelapa sawit 8,92
persen dan sektor pariwisata sebesar 6,05 persen.
Sumber: Atlas Harvard, 2019
Jika ditarik ke
belakang, struktur ekspor Indonesia selama 15 tahun terakhir tidak banyak
berubah dimana ekspor didominasi oleh ekspor produk mineral dan produks
pertanian. Di tahun 1995, ekspor produk mineral mencapai 24,64 persen dari
total ekspor Indonesia dan meningkat hingga mencapai 29,99% di tahun 2010.
Sebaliknya persentase ekspor pertanian menunjukan tren yang menurun, dari 24,26
persen terhadap total ekspor Indonesia menjadi sebesar 19,87 persen. Tren yang
menurun juga ditunjukan oleh kontribusi dari ekspor produk tekstil dari 18,20
persen terhadap total ekspor di tahun 1995 menjadi 9,58 persen di tahun 2010.
Terdapat beberapa produk ekspor yang menujukan peningkatan kontribusi, seperti
ekspor produk kimia. Ekspor produk kimia menunjukan peningkatan dari 7,66
persen di tahun 1995 menjadi 10,03 persen di tahun 2010.
Sumber: Atlas Harvard, 2019
Komposisi struktur ekspor Indonesia dapat dilihat secara lebih mendetail dengan data dari HS 4 digit. Pertama, ekspor mineral Indonesia mengalami perubahan dari didominasi oleh Petroleum Oils, Crude di tahun 1995 menjadi Petroleum Gases di tahun 2000 dan 2005 sampai akhirnya penyumbang terbesar ekspor mineral terbesar adalah ekspor batu bara yang mencapai 9,81 persen dari total ekspor mineral. Menarik jika diperhatikan bahwa di tingkat HS 4 Digit, ekspor komputer memiliki kontribusi yang paling besar terhadap ekspor permesinan (machinery) di tahun 2000 dan 2005. Dari segi ekspor produk pertanian, ekspor kelapa sawit terus menunjukan tren peningkatan dari 1,4 persen di tahun 1995 hingga menjadi 7,46 persen di tahun 2010.
Kompleksitas Ekonomi Indonesia
Kompleksitas ekonomi dari suatu negara dapat dihitung berdasarkan keberagaman produk yang diekspor negara dan seberapa banyak negara lain mampu memproduksi produk yang diekspor tersebut. Kompleksitas ekonomi artinya pengetahuan unik, beragam dan canggih yang dimiliki suatu Negara dalam memproduksi berbagai produk yang beragam dimana hanya beberapa negara yang mampu memproduksi barang tersebut. Dalam indeks kompleksitas ekonomi, Indonesia berada di peringkat 63 dari 133 dunia (Atlas Harvard). Dibandingkan decade sebelumnya, kompleksitas ekonomi Indonesia menurun dua peringkat. Penurunan kompleksitas tersebut didorong oleh kurangnya diversifikasi ekspor Indonesia.
Sumber: Atlas Harvard, 2019
Grafik diatas menunjukan struktur ekspor Indonesia serta seberapa kompleks produk yang diekspor Indonesia. Semakin besar persentase “kotak” di grafik diatas, maka persentase ekspor produk tersebut semakin besar. Jika nilai indeks kompleksitas ekonomi semakin besar, maka produk yang diekspor semakin kompleks. Struktur ekspor Indonesia menunjukan bahwa produk yang diekspor Indonesia merupakan produk yang memiliki kompleksitas yang cenderung rendah. Produk yang diekspor Indonesia yang memiliki kompleksitas yang lumayan tinggi dan memiliki persentase ekspor yang cukup besar adalah ekspor Information, Communication and Technology (ICT), ekspor mobil, dan ekspor produk paper used for graphic purporses.