Sumber: Trademap, 2019
Setelah mengetahui struktur ekspor berdasarkan komoditasnya, peta diatas menjelaskan ekspor Indonesia berdasarkan Negara tujuannya. Berdasarkan peta diatas, Indonesia telah berhasil melakukan ekspor ke seluruh dunia, kecuali ke Sudan. Tiongkok dan Amerika merupakan partner utama dimana dengan persentase ekspor Indonesia ke kedua negara tersebut berkisar antara 10-20 persen. Tidak hanya India, Jepang, Pakistan serta beberapa Negara di kawasan ASEAN memiliki persentase ekspor sebesar 5-10 persen, namun juga beberapa negara di kawasan Eropa seperti Spanyol dan Italia. Hal ini tentunya menarik dimana terjadi pergeseran partner perdagangan Indonesia yang ditunjukan grafik dibawah ini.
Sumber: Trademap, 2019
Sejak tahun 2001 hingga 2016, Jepang merupakan partner utama dari ekspor Indonesia. Di tahun 2001, persentase ekspor Indonesia ke Jepang mencapai 23,1 persen, namun tren ini terus menurun hingga mencapai 10,8 persen di tahun 2018. Ekspor Indonesia ke Amerika juga hampir memiliki tren yang mirip dengan Jepang, dimana persentase ekspor Indonesia ke Amerika di tahun 2001 mencapai 13,8 persen dan turun di titik terendahnya pda tahun 2012 sekitar 7 persen. Perbedaan Amerika dan Jepang adalah adanya peningkatan persentase ekspor Amerika terhadap total ekspor dari tahun 2013 hingga 2015, walaupun kembali mengalami penurunan tipis di tahun 2018. Di sisi lain, Tiongkok menjadi Negara tujuan ekspor Indonesia yang menunjukan tren peningkatan yang cukup luar biasa. Di tahun 2001, persentase ekspor Indonesia ke Tiongkok hanya sekitar 3,5 persen dan hampir setiap tahun terus mengalami peningkatan hingga mencapai 15,1 persen terhadap total ekspor Indonesia. Tiongkok menjadi partner perdagangan utama Indonesia di tahun 2018.
Selain Tiongkok, India menjadi negara yang mengalami perubahan yang cukup drastis dan menjadi salah satu partner perdagangan utama Indonesia. Di tahun 2001, persentase total ekspor Indonesia ke India hanya sebesar 1,9 persen dan perlahan-lahan terus meningkat hingga mencapai puncaknya di tahun 2017 sebesar 8,3 persen, walaupun persentase tersebut menurun menjadi 7,6 persen di tahun 2018. Hal tersebut menunjukan bahwa terdapat diversifikasi dari tujuan ekspor Indonesia. Pada tahun 2001, Jepangan, Amerika dan Singapura menjadi partner utama dari ekspor Indonesia. Bahkan, persentase total ekspor Indonesia ke Jepang mencapai 23,1 persen. Partner dan struktur partner ekspor Indonesia cenderung berubah di tahun 2018. Pada tahun tersebut, persentase total ekspor Indonesia ke negara lain dari urutan pertama hingga urutan ke sepuluh terdiri dari Tiongkok (15,1 persen dari total ekspor Indonesia), Jepang (10.8 persen), Amerika (10,2 persen), India (7,6 persen), Singapura (7,2 persen), Korea (5,3 persen), Malaysia (5,2 persen), Filipina (3,8 persen), Thailand (3,8 persen), Chinese Taipei (2,6 persen).
Sumber: Trademap, 2019
Grafik diatas menunjukan perbandingan antara pertumbuhan ekspor Indonesia ke negara tujuan ekspor serta pertumbuhan impor dari dunia di negara tersebut pada periode 2014 sampai 2018. Ketika pertumbuhan impor dari dunia dibawah 1 persen, maka negara tersebut masuk dalam kategori declining market, namun jika pertumbuhan impornya diatas 1 persen, maka negara tersebut masuk dalam kategori dynamic market. Grafik diatas juga menunjukan bahwa semakin ke arah kanan, maka pertumbuhan ekspor Indonesia ke negara partner tersebut makin besar. Negara yang perlu diperhatikan adalah negara yang berwarna biru dimana pertumbuhan ekspor Indonesia ke negara tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan impor negara tersebut dari seluruh dunia. Negara-negara tersebut terdiri dari Tiongkok, Amerika, Thailand, Spanyol, India, Vietnam dan Filipina.
Diversifikasi berdasarkan tujuan ekspor tentu harus diperhatikan oleh seluruh pihak karena artinya Indonesia mengejar pasar baru dan tidak negara “itu-itu saja”. Ketika Indonesia terlalu memusatkan ekspornya pada beberapa negara besar saja, maka ketika negara tersebut mengalami goncangan atau shock, dampak negatif bagi pelaku ekspor Indonesia tidak dapat terhindarkan. Diversifikasi pasar penting bagi keberlanjutan ekspor Indonesia.