Sekilas Impor Bahan Baku dan Penolong Indonesia

Industri Indonesia sangat bergantung kepada bahan baku impor. Sebagai contoh, Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan bahwa untuk produk farmasi, saat ini 90 persen bahan bakunya berasal dari impor (Indonesia.go.id, 2020). Dari segi yang lebih makro, sekitar 64 persen dari total industri di Indonesia masih mengandalkan bahan baku, bahan penolong serta barang modal dari impor untuk mendukung proses produksi (Kemenperin, 2014).

Persentase Impor Menurut Golongan Barang terhadap Total impor 1989-2018

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2020 diolah

Jika dilihat dengan lebih mendetail, impor Indonesia memang didominasi oleh impor bahan baku dan barang penolong. Rata-rata impor bahan baku dan barang penolong pada tahun 1989 sampai 2018 berkisar diatas 70 persen dari total impor dan stabil diangka tersebut. Pada tahun 1998 sampai 1999, impor bahan baku dan barang penolong meningkat dari 71,74 persen menjadi 76,97 persen terhadap total impor dan terus berada di posisi tersebut hingga tahun 2008. Impor bahan baku dan barang penolong mencapai 75 persen dari keseluruhan impor Indonesia di tahun 2018. Sebaliknya di periode yang sama, impor barang modal justru mengalami penurunan dari 21,24 persen di tahun 1998 menjadi 12,75 persen di tahun 1999 dan stabil di kisaran 12 persen dari total impor hingga tahun 2008. Di tahun 2018, impor barang modal mencapai 15,87 persen. Dari sisi impor barang konsumsi menunjukan peningkatan dari tahun 2000 sebesar 8,11 persen menjadi 9,10 persen di tahun 2018.

Nilai Impor Bahan Baku dan Barang Penolong 1996-2018

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2020 diolah

Grafik diatas menunjukan data mengenai impor bahan baku dan barang penolong yang dikategorikan untuk makanan dan minuman untuk industri utama dan olahan, impor bahan baku untuk industri utama dan olahan, impor bahan bakar dan pelumas utama dan olahan serta impor suku cadang dan perlengkapan untuk barang modal dan untuk alat angkutan. Persentase impor bahan baku Indonesia didominasi oleh impor bahan baku untuk industri olahan yang menunjukan tren yang meningkat dari tahun 1996 hingga 2018, diikuti oleh impor suku cadang dan perlengkapan untuk barang modal dan impor bahan bakar dan pelumas untuk industri olahan.

Ketergantungan terhadap Impor tentu menjadi perhatian besar bagi seluruh pihak, tidak terkecuali Presiden Joko Widodo. Berkaitan dengan hal tersebut, Presiden Joko Widodo meminta kepada jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju membuka investasi substitusi impor, baik investasi dalam negeri maupun investasi asing (Investor.id, 2020). Substitusi impor merupakan kebijakan yang cukup populer dalam industrialisasi, khususnya bagi negara-negara di kawasan Asia dan Amerika Latin. Pengenalan terhadap substitusi impor menjadi hal yang cukup penting agar masyarakat, baik pelaku usaha, akademisi maupun pengambil kebijakan dapat memahami maksud dari Presiden Joko Widodo.

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *