Vaksinasi Covid-19 di Indonesia telah dimulai sejak awal tahun 2021, proses vaksinasi untuk masyarakat dilakukan secara bertahap sesuai tingkat urgensi kategori penerima. Dimulai dari tenaga kesehatan, petugas publik, masyarakat rentan, masyarakat umum, dan terakhir anak usia sekolah. Kementerian Kesehatan RI menargetkan sebanyak 208.265.720 penduduk Indonesia sebagai sasaran vaksinasi Covid-19. Dari target tersebut hingga Januari 2022 telah tercapai 85 persen untuk vaksinasi tahap pertama dan 57 persen untuk vaksinasi tahap ke dua.
Jenis vaksin yang umum digunakan di Indonesia tercatat sebanyak 6 jenis vaksin, diantaranya Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, dan Novavax. Vaksin yang disediakan pemerintah ini telah disetujui oleh Badan POM untuk mendapatkan izin penggunaaan darurat (EUA). Untuk mendapatkan pasokan vaksin yang cukup bagi penduduk Indonesia, pemerintah mengupayakan menempuh tiga jalur pengadaan vaksin yaitu kerjasama bilateral, kerjasama multilateral, dan produksi mandiri.
World Health Organization (WHO) telah menerbitkan rekomendasi pemberian vaksin rutin bagi penduduk selama status pandemi Covid-19 belum dicabut. Merespon hal ini, perdagangan vaksin menjadi perhatian khusus dalam dinamika kerjasama global. World Trade Organization (WTO) bersama International Monetary Fund (IMF) meluncurkan Vaccine Trade Tracker, platform basis data yang menampilkan arus perdagangan vaksin dalam skala global. Portal data ini menyediakan data pasokan dan perdagangan vaksin berdasarkan jenis produk, negara, maupun tipe visualisasi data lainnya.
Portal data ini tersedia dalam website resmi WTO, publik dapat mengakses data yang tersedia untuk mendapatkan informasi suplai dan perdagangan vaksin Covid-19 terkini. Data yang tersedia Salah satunya data nilai ekspor vaksin yang dijabarkan dalam dua kategori, yaitu data ekspor berdasarkan negara produsennyadan data ekspor berdasarkan channel distribusinya. Demikian pada kategori data yang lain seperti data impor, total suplai, pasokan vaksin ke berbagai benua, dan kategori berdasarkan status vaksinasi. Data-data ini diperoleh dari berbagai sumber data publik seperti COVAX Global Vaccine Market Assessment, the United Nations Children’s Fund (UNICEF), Duke Global Health Innovation Center, Airfinity, Our World in Data, the World Bank Group, the Asian Development Bank and the African Vaccine Acquisition Task Team (AVATT).
Vaccine Trade Tracker bermanfaat untuk mengetahui negara-negara yang belum mendapatkan suplai vaksin yang cukup dibandingkan negara lain. Data ini akan berguna untuk melahirkan kebijakan khusus untuk memastikan vaksin Covid-19 diperdagangkan secara merata dan sesuai skala prioritas kebutuhan vaksin negara-negara di dunia. Sebagai contoh, update data Vaccine Trade Tracker per 31 Desember 2021, produsen vaksin terbesar adalah Uni Eropa (EU) sebanyak 38,1 persen dan disusul China sebanyak 35,9 persen dari total ekspor vaksin untuk dunia. Status vaksinasi Covid-19 untuk kelompok negara berpendapatan rendah baru mencapai 3,3 persen dari total populasi 678 juta jiwa. Sedangkan persentase capaian vaksinasi dimiliki oleh kelompok negara berpendapatan tinggi sebesar 67 persen dari total 1.241 juta jiwa. Melalui data ini maka diperoleh urgensi kebijakan khusus untuk mengarahkan perdagangan dan suplai vaksin kepada kelompok negara berpendapatan rendah.