Sumber Daya Manusia merupakan Koentji: Belajar dari Vietnam

Foreign Direct Investment (FDI) Vietnam selama enam tahun berturut-turut telah meningkat hingga US$14,1 Miliar. Di tahun 2017, Jepang, Korea dan ASEAN berkontribusi sebesar 67 persen dari total investasi yang masuk Vietnam. Namun, bukan berarti Korea tidak berperan penting bagi Vietnam. Salah satu perusahaan teknologi dari Korea yang memiliki peran penting bagi Vietnam adalah Samsung. Samsung merupakan salah satu investor terbesar dari Korea di Vietnam. Nilai

pendapatan dari perusahaan subsidiary Samsung di Vietnam pada tahun 2017 mencapai 58 miliar dolar dan berhasil memperkerjakan 100.000 orang. Hal tersebut turut menjadikan Vietnam sebagai sebagai eksportir smartphone terbesar kedua di dunia. Keberhasilan Investasi dari Samsung memiliki pengaruh yang positif bagi perekonomian Vietnam. Apa yang bisa dipelajari dari Vietnam untuk Indonesia?Menurut Dinh et al. (2018) Vietnam memiliki fondasi dasar yang berperan penting bagi kemajuan manufaktur di negaranya. Gaji yang masih rendah dan struktur demografi tentu berperan penting dimana setengah dari populasi Vietnam memiliki umur dibawah 35 tahun. Vietnam juga memiliki politik yang stabil dan secara geografis dekat dengan negara-negara pemain utama dalam global supply chains. Namun, hal tersebut bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi kesuksesan Vietnam.  Dinh et al. (2018) berpendapat bahwa Vietnam berhasil membangun fondasi yang kuat berkat kebijakannya. Pertama, Vietnam berhasil memaksimalkan liberalisasi perdagangannya. Kedua, hal tersebut juga dilengkapi dengan liberalisasi eksternal dengan reformasi domestik melalui deregulasi dan menurunkan biaya untuk memulai usaha. Ketiga, Vietnam berinvestasi besar-besaran pada modal fisik dan khususnya modal manusia. Hal yang akan dibahas secara mendalam adalah keberhasilan pembangunan modal manusia di Vietnam 

Sumber: OECD, 2018

Jika dibandingkan dengan negara lain di ASEAN seperti Malaysia, Thailand dan Indonesia, rata-rata skor PISA Vietnam di tahun 2015 merupakan yang paling tinggi. Nilai rata-rata skor membaca Vietnam mencapai 487, lebih tinggi dibandingkan Malaysia yang mencapai 431, Thailand 409 dan Indonesia 487. Vietnam hanya lebih rendah dibandingkan Singapura yang mencapai 539. Tidak hanya skor membaca, skor PISA Vietnam di bidang sains juga lebih tinggi dan mencapai 525. Nilai rata-rata PISA sains Indonesia hanya sebesar 403, Malaysia mencapai 443, dan Thailand 421 dan Vietnam 525. Di bidang matematika, skor PISA Vietnam telah menyalip Thailand, Malaysia, Indonesia dan semakin mendekati Singapura. Hal tersebut menunjukan kualitas sumber daya manusia Vietnam yang lebih baik dibandingkan Indonesia, sehingga wajar jika Vietnam menjadi salah satu destinasi penanaman modal asing dari Korea maupun Jepang. Secara keseluruhan, Vietnam berhasil meraih peringkat 8 dari 72 negara pada survei PISA tersebut. Vietnam merupakan negara yang berhasil memanfaatkan bonus demografi berkat investasi sumber daya manusia. Usaha Vietnam untuk mempromosikan pendidikan dasar secara universal dan memastikan kualitasnya terjaga melalui standar kualitas minimum. Mengapa Vietnam berhasil membangun sumber daya manusianya dnegan baik? Terdapat tiga faktoryang berkontribusi pada hasil tersebut: kepemimpinan yang memiliki komitmen, kurikulum yang fokus dan investasi di guru.  Pertama, pemerintah Vietnam berhasil mendesain kurikulum yang fokus agar siswa memiliki pemahaman yang mendalam mengenai konsep dasar dan memiliki keahlian pada skill inti. Kurikulum pendidikan Vietnam menekankan kepada problem solving dan kerjasama daripada sekadar menghafal materi. Kualitas guru turut mempengaruhi pencapaian dari siswa. Setelah tahun 2000, pemerintah meningkatkan standar kualitas untuk seluruh sekolah guru di Vietnam dan guru pra-sekolah, serta mengadakan berbagai seminar “catch-up” untuk guru yang sudah ada. Temuan dari PISA 2015 menunjukan bahwa guru di Vietnam memiliki tingkat pengetahuan terkait mata pelajaran dengan baik. Berdasarkan peraturan nomor 32 tahun 2011, pemerintah menekankan bahwa guru-guru wajib untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pengajaran mereka. Para guru di Vietnam juga selalu memberikan evaluasi dan cara untuk meningkatkan kemampuan dari siswany. Survei PISA 2015 menunjukan bahwa 95 persen siswa Vietnam tidak setuju dengan pernyataan “The teacher never or almost never tells me how I can improve my performance” yang artinya para siswa selalu mendapat masukan yang berhagra dari gurunya. Adanya feedback khusus tersebut berpengaruh terhadap peningkatan kualitas dari siswa di Vietnam. Peningkatan kualitas sumber daya manusia Vietnam dapat menjadi pembelajaran yang berharga bagi Indonesia, khususnya dalam hal kurikulum dan peningkatan kualitas guru. Bonus demografi yang sudah didepan mata harus disiapkan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah kuncinya.

Partner Kami