Rendahnya Global Knowledge Skills: Tantangan Transformasi Industri Indonesia

Kompetisi saat ini menuntut pekerja memiliki keahlian yang bersaing dengan perusahaan lainnya di tingkat global, bukan hanya level nasional. Pada artikel sebelumnya terkait mengapa Indonesia membutuhkan talent global, telah dijelaskan bahwa talent global akan membantu meningkatkan produktivitas sebuah negara dan akan terjadi transfer knowledge sehingga menumbuhkan ekosistem baru yang memiliki daya saing glonal. Lalu, bagaimana kondisi talent di Indonesia saat ini?

Menurut kajian Boston Consulting Group, Indonesia sedang mengalami talent gap. Talent gap yaitu kondisi dimana sebuah negara kekurangan tenaga kerja yang memiliki keahlian tertentu. Hal ini tentu mengkhawatirkan karena Indonesia memiliki jumlah penduduk yang tinggi dan Angkatan kerja produktif yang banyak. Apabila tidak dikelola dengan baik maka akan terjadi masalah kesenjangan ekonomi yang tinggi.

Pada Global Talent Competitiveness Index tahun 2020, terlihat bahwa tantangan utama pengembangan talent di Indonesia adalah rendahnya global knowledge skills. Padahal, kemudahan perpindahan pekerja di ASEAN menjadi peluang tenaga kerja Indonesia untuk mengembangkan diri apabila memiliki keahlian berstandar global. Akan tetapi apabila tidak mampu bersaing, maka ini akan menjadi jebakan bagi Indonesia. Berikut adalah ilustrasi berbagai tantangan dalam aspek global knowledge skills Indonesia:

Sumber: Global Talent Competitiveness, 2020

Pada diagram 1 menjelaskan aspek High-level Skills yang ada di Indonesia. Walaupun terdapat aspek-aspek yang cukup baik seperti ketersediaan peneliti, teknisi, dan senior manajer, akan tetapi pada aspek-aspek lainnya Indonesia masih sangat rendah. Salah satunya adalah jumlah professional dan peneliti yang berada pada peringkat 124 dan 79. Selanjutnya aspek tenaga kerja yang memiliki pendidikan tersier dan penduduk yang mendapatkan pendidikan tersier juga masih sangat rendah dengan peringkat 91 dan 83 di dunia.

Sumber: Global Talent Competitiveness, 2020

Selanjutnya aspek bagaimana talenta-talenta yang ada di Indonesia memberikan dampak positif terhadap industri dan pengembangan ilmu pengetahuan. Pada tabel 2 terlihat bahwa seluruh aspek di indikator ini sangat rendah. Pertama pada jumlah artikel jurnal yang dipublikasikan oleh peneliti dan praktisi di Indonesia sangat rendah berada pada peringkat 92. Lalu aspek new business density ada di peringkat 90 dan new product entrepreneurial activity hanya 71. Serta high-value exports Indonesia ada diperingkat 65 dan output inovasi hanya 76.

Data-data tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih jauh dalam hal memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk hal praktis dan mengembangkan inovasi dan teknologi untuk membuat bisnis baru. Dalam aspek pengembangan pengetahuan seperti jurnal juga masih rendah, sehingga dari sisi input di universitas dan lembaga penelitian juga masih tertinggal. Dampak dari masih rendahnya pendidikan pekerja di Indonesia, dimana jumlah pekerja mendapatkan pendidikan tersier masih sedikit, mengakibatkan inovasi penelitian, pengembangan produk baru, dan ekpor produk dengan nilai tinggi menjadi sangat rendah. Jadi, kondisi ini menunjukkan betapa pentingnya invetasi sumber daya manusia apabila Indonesia ingin melakukan transformasi industri domestik dan orientasi ekspor yang lebih efisien dan memiliki nilai tambah.

Partner Kami