Strategi Singapura Menjadi Negara Paling Kompetitif di Dunia
Berdasarkan data Global Competitiveness Index 2019, Singapura menjadi peringkat pertama dibandingkan 141 negara lain di dunia. Pada diagram di bawah terlihat bahwa secara banyak sekali aspek yang berada pada peringkat pertama, seperti labour market, health, dan infrastructure. Lalu pada peringkat kedua ada aspek financial system, product market, dan institution. Walaupun pada beberapa aspek ada di peringkat belasan, seperti innovation capability, business dynamism, dan skills, akan tetapi posisi tersebut masih disebut tinggi karena bersaing dengan high-income countrieslainnya. Lalu, bagaimana Singapura mampu mencapai posisi tersebut?
Singapura adalah negara yang kecil dengan sumber daya alam yang sedikit dan jumlah penduduk yang sedikit pula, sehingga mayoritas kegiatan ekonomi Singapura sangat ditentukan oleh foreign talent dan direct investment. Singapura mampu mencapai tahap seperti di atas disebabkan faktor pemerntah yang telah membangun kelembagaan yang berfokus pada pengembangan kompetensi, teknologi, penelitian, dan kolaborasi dengan perusahaan multi nasional.
Secara umum, Singapura memiliki beberapa lembaga yang berperan penting dalam mendukung inovasi dan memastikan berbagai investasi yang masuk ke Singapura dapat berkolaborasi dengan berbagai lembaga domestik.
Awalnya pada tahun 1991, Singapura membentuk National Technology Plan yang mendorong promosi research and development (R&D) di Singapura. Selanjutnya dibentuklah Research and Development Scheme (RDAS) yang menjadi pintu meningkatnya kolaborasi penellitian dan kolaborasi dalam hal inovasi dan manufaktur. Sektor elektronik, IT, dan biomedice dapat dikatakan tumbuh secara organik. Akan tetapi, dalam hal entrepreneurship dan R&D jangka Panjang, terdapat peran pemerintah yang mendukung dan menyusun innovation plan (Nawaz and Koc, 2020).
Terdapat beberapa strategi utama yang dilakukan oleh Singapura untuk mendorong industry dalam negeri (Pradhananga, 2020), yaitu:
- Pengadaan fasilitas publik
Sektor publik di Singapura sangat antusias dalam hal penggunaan teknologi baru terutana teknologi informatika. Oleh karena itu sejak tahun 2000an Ministry of Environment, Ministry of Communication, dan Singapore Telecommunications Limited telah menggunakan teknologi terbaru di bidang masing-masing. Pemerintah juga mengembangkan crowdsourcinguntuk fasilitas umum untuk meningkatkan solusi inovatif serta memastikan perawatan mengurangi risiko kerusakan fasilitas oleh masyarakat umum
- Insentif Pajak
Sejak 1986, Singapura mengurangi pajak perusahaan hingga 33% dengan tujuan menarik FDI. Seiring berjalannya waktu pengurangan pajak pun menurun seperti tahun 2010 pengurangan pajak sebesar 17%. Pengurangan pajak tersebut diberikan terutama untuk perusahaan yang mengembangkan R&D dan mengaplikasikannya di sektor manufaktur. Selanjutnya pada tahun 2008 diperkenalkan Incentive Scheme for Start-up Enterprise (RISE) sebuah skema untuk inovasi sektor digital.
- Entrepreneurship and Innovation Internship and Training
Singapura memiliki kegiatan pengembangan entrepreneurship yang sangat bagus karena kolaborasi universitas, pemerintah dan sektor swasta. Seperti sejak tahun 2002, NTU’s Technopreneurship and Innovation Program diselenggarakan dan menjadi permulaan pelatihan kewirausahaan di Singapura. Selanjutnya berbagai program dan lembaga pendidikan yang menyediakan berbagai pelatihan dan internship bermunculan.