Kajian Kritis Kebijakan Seputar Pandemi COVID-19
Dampak penanganan Covid 19 selama 2 bulan semenjak kasus pertama terjadi di Indonesia, dirasakan jauh tertinggal dibandingkan dengan negara tetangga seperti Vietnam, Malaysia, dan Thailand. Negara-negara tersebut dapat dikatakan lebih efektif dalam menekan trend penyebaran pasien positif COVID-19. Keberhasilan tersebut dikarenakan banyak faktor, namun kebijakan pemerintah menjadi point penting dalam efektivitas penanganan tersebut. Meskipun Indonesia telah mengupayakan berbagai strategi kebijakan seperti PSBB, KLB, ataupun pembatasan tingkat lokal lainnya, data menunjukkan trend peningkatan pasien, saat ini yang dinyatakan positif mencapai 18.496 pasien (19 Mei 2020).
Penanganan kesehatan yang belum efektif berimbas pada aspek ekonomi dikarenakan aturan pembatasan fisik. Program social security yang dijalankan pemerintah bagi kelompok rentan dimasa pandemi jauh dari sempurna. Carut marut berbagai program dalam bentuk BLT Dana Desa dan Program Kartu Pra Kerja mendapatkan keluhan dari berbagai pihak. Kondisi ini jika dilihat lebih jauh, pandemi COVID-19 belum dilihat pemangku kebijakan sebagai fenomena Volatility (kondisi yang tidak stabil), Uncertainty (ketidakpastian), Complexity (kompleksitas), dan Ambiguity (ambiguitas) atau disingkat VUCA. Sedangkan dengan yang membutuhkan kelincahan, fleksibilitas, berbasis data dan science. Isu penting lain adalah perihal sistem dan prosedur pengganggaran di pemerintah daerah belum merespon urgensi pananganan COVID-19 secara komprehensif.
Berbagai kompleksitas tersebut kemudian menggugah para peniliti dari Forbil Institute dan IGPA UGM melakukan kajian cepat khususnya tata kelola dalam aspek sosial ekonomi dalam penanganan pandemi saat ini. Kegiatan kolaborasi kajian kedua intitusi ini dimulai semenjak 1 April 2020. Kolaborasi pertama berhasil menyelesaikan book chapter dengan judul “Pekerja Informal di Tengah Pandemi COVID-19” dalam Buku “Tata Kelola Penanganan COVID-19 di Indonesia: Kajian Awal” yang merupakan tulisan tentang kebijakan penangan COVID-19 dari berbagai akademisi di UGM. Adapun peneliti Forbil Institute dan IGPA UGM yang terlibat dalam tulisan tersebut yaitu Afal Ranggajati, Arif Novianto, Aninday Dessi Wulansari, Arika Bagus Perdana, Audori Fathin, Dyah Ratih Sulistyastuti, Rini Wijayanti, dan Yuni Wijayaningsih.
Selanjutnya kolaborasi kedua berhasil menuliskan empat artikel yang merupakan kelanjutan kajian tahap pertama. Kajian kedua mengambil tema tentang “Kajian Kritis Kebijakan Seputar Pandemi COVID-19”. Kajian tersebut rencananya akan terbit dalam empat artikel dengan fokus pada BLT Dana Desa, Kartu Pra Kerja, Urgensi prinsip VUCA, dan Dinamika Penganggaran Publik di Daerah. Adapun peneliti yang terlibat dalam penulisan ini adalah Afal Ranggajati, Aldo Prayuda, Anang D.Santoso, Annisa Wiharani, Arief Sunandar, Arika Bagus Perdana, Audori Fathin, Kurnia Cahyaningrum Effendi, dan Rini Wijayanti. Penulisan artikel tersebut kerjakan bersama tim diskusi yang terdiri dari Dyah Ratih Sulistyastusi dan M. Prayoga Permana serta Wawan Mas’udi. Kami berharap artikel tersebut dapat menjadi dokumentasi penting dan memberikan sumbangan pemikiran bagi stakeholder untuk merumuskan kebijakan secara lebih tepat.
Untuk membaca mengenai kajian tersebut, silakan download melalui link berikut: