Raul Prebisch dan Diversifikasi Ekspor
Ekonom dari Argentina, Raul Prebisch (1901-1986) memiliki teori mengapa negara kaya mampu mendominasi negara yang miskin. Dominasi tersebut menurut Raul Prebisch dikarenakan harga barang yang diproduksi negara berkembang (Kishtainy, 2017). Teori perdagangan konvensional dari ekonom inggris di abad ke 19 yaitu David Ricardo mengenai keunggulan komparatif menunjukan bahwa ketika suatu negara memiliki spesialisasi dalam memproduksi suatu barang karena mereka memiliki keunggulan dalam memproduksi barang tersebut dan melakukan perdagangan dengan negara lain, maka seluruh negara di dunia akan berada dalam keadaan yang lebih baik karena output yang dihasilkan semakin banyak. Sebagai contoh, jika Cuba mampu memproduksi gula dengan lebih mudah dibandingkan memproduksi mobil, maka Cuba cukup menjual gula ke Amerika dan membeli mobil yang diproduksi oleh Amerika (Kishtainy, 2017). Teori David Ricardo mengatakan bahwa model perdagangan bebas tersebut akan membantu negara seperti Cuba untuk meraih standar kehidupan yang mendekati negara kaya (Kishtainy, 2017). Prebisch memandang bahwa hal tersebut tidak sepenuhnya benar (Kishtainy, 2017).
Prebisch menjelaskan bahwa negara berkembang cenderung mengekspor barang primer seperti gula, kopi dan pisang, sedangkan negara kaya mengekspor produk manufaktur seperti televisi dan mobil (Kishtainy, 2017). Selanjutnya ketika kesejahteraan dari individu meningkat, maka orang tersebut akan mengonsumsi produk manufaktur seperti televisi dan mobil yang semakin banyak, namun mereka tidak akan meningkatkan konsumsi produk primer seperti gula dan kopi (Kishtainy, 2017). Bagi Prebisch, hal ini berimplikasi buruk pada negara berkembang. Ketika perekonomian dari negara berkembang tersebut tumbuh, permintaan akan mobil meningkat sehingga impor dari negara maju turut meningkat. Namun, ketika negara kaya semakin tumbuh, permintaan akan gula yang diimpor dari negara berkembang turun. Akibatnya, harga dari mobil akan naik lebih cepat dibandingkan harga dari gula dan term of trade dari negara berkembang memburuk. Hal ini menyebabkan terjadinya vicious cycle: negara berkembang berspesialisasi memproduksi gula untuk membayar mobil, namun seiring berjalannya waktu, setiap ton gula hanya mampu membeli mobil yang lebih sedikit. Akibatnya, negara berkembang tidak dapat tumbuh secepat negara kaya (Kishtainy, 2017).
Menurut Prebisch, jalan keluar dari vicious cycle bagi negara berkembang adalah diversifikasi, bukan spesialisasi. Negara berkembang tidak hanya memproduksi gula dan kopi, namun juga harus mampu memproduksi mobil dan televisi. Prebisch berpendapat bahwa daripada menggunakan uang hasil ekspor gula untuk membeli mobil asing, negara berkembang harus berani untuk menutup perdagangan mobil asing dan menggunakan uang tersebut untuk membangun pabrik mobil sendiri. Hal ini banyak dilakukan oleh negara di Amerika Latin, Afrika dan Asia di tahun 1950 dan 19600-an (Kishtainy, 2017). Raul Prebisch sangat berkaitan dengan kebijakan kontroversial di Amerika Latin pada tahun 1950-an dengan kebijakan substitusi impor dan anti pertumbuhan ekspor (Amsden, 2004).