Substitusi Impor dan Ukuran Pasar Domestik
![](https://forbil.id/wp-content/uploads/2025/01/P.1-scaled-3.jpg)
Berkaitan dengan ukuran pasar, sektor pertanian turut menjadi kunci yang menentukan apakah industrialisasi berbasis substitusi impor akan berhasil atau tidak (Grabowski, 1994). Bagi negara berkembang, secara umum pendapatan masyarakat diraih dari sektor pertanian (karena penduduknya banyak bekerja di sektor pertanian) dan berbagai kegiatan yang dekat dengan pertanian tersebut. Ukuran dari pasar domestik tentu juga berhubungan dengan tingkat produktivitas dan pendapatan dari sektor pertanian. Analisis mengenai peran distribusi lahan dan perubahan teknologi perlu dilakukan secara lebih mendalam untuk menentukan keberhasilan substitusi impor (Grabowski, 1994).
Di negara yang memiliki distribusi lahan yang tidak merata, maka distribusi pendapatan cenderung tidak merata. Pada kondisi tersebut, pasar untuk barang manufaktur yang berkembang cenderung ekstensif daripada intensif. Akibatnya, strategi substitusi impor dalam jangka panjang cenderung gagal (Grabowski, 1994). Hal ini sesuai dengan karakteristik dari beberapa negara di Amerika Latin dimana manufaktur berkembang secara ekstensif, namun secara internasional tidak kompetitif. Distribusi lahan ini bukan satu-satunya faktor, namun ada juga faktor teknologi (Grabowski, 1994). Dalam kasus dimana kepemilikan lahan timpang, namin inovasi teknologi mampu memaksimalkan faktor produksi yang abundant dan netral terhadap skala, maka manfaat pendapatan dari utilisasi teknologi tersebut akan menyebar secara merata (Grabowski, 1994). Sebagai tambahan, jika teknologi tersebut menyebar ke seluruh sektor pertanian, daripada terbatas di sektor tertentu, maka tambahan manfaat pendapatan yang diterima akan meningkat karena inovasi tersebut. (Grabowski, 1994).
Berdasarkan cerita diatas (peran teknologi dan manfaat yang tersebar secara merata di sektor pertanian), ukuran dan pertumbuhan dari pasar domestik dapat menghasilkan pasar yang besar bagi barang manufaktur, khususunya produk yang diproduksi dengan menggunakan teknologi yang sederhana (Grabowski, 1994). Hasilnya, pasar untuk barang manufaktur sederhana akan berkembang dan perusahaan domestik yang terlindungi dari pesaing asing dapat mempelajari teknologi produksi dengan lebih cepat karena cumulative production turut meningkat secara cepat (Grabowski, 1994).
Ketika perusahaan yang memproduksi produk manufaktur sederhana tersebut mampu meningkatkan kapasitas produksinya, maka perusahaan akan mungkin melakukan ekspor. Sehingga, strategi substitusi impor turut meningkatkan aktivitas ekspor. Adanya pertumbuhan ekspor barang manufaktur sederhana dengan asumsi bahwa pertumbuhan tersebut menyebar ke seluruh sektor domestik dapat meningkatkan pengeluaran untuk teknologi yang lebih kompleks (Grabowski, 1994).