Sekilas Masalah Innovation Ecosystem Indonesia

Inovasi sangat penting bagi pengembangan industri sebuah negara, dan inovasi akan muncul melalui kolaborasi dan interaksi berbagai pihak. Oleh karena itu, apabila akan meningkatkan daya saing melalui penciptaan berbagai inovasi maka dibutuhkan lingkungan yang inklusif agar tumbuh innovator-inovator baru. Pada konteks Indonesia, inovasi masih menjadi isu yang diperdebatkan implementasinya.
Di satu sisi, menurut data Global Competitiveness Report tahun 2019, Indonesia memiliki dinamika bisnis yang bagus. Hal ini karena Indonesia berada pada peringkat 29 di dunia. Walaupun administrasi membangun bisnis ada di peringkat 44, akan tetapi entrepreneurial culture di Indonesia cukup tinggi, yaitu peringkat 25. Maka dapat dikatakan masyarakat Indonesia mulai berani mengambil risiko dalam berbisnis, memiliki keberanian untuk berbagi otoritas dalam hal memulai usaha, meningkatkan inovasi perusahaan, dan mulai terbuka akan ide-ide baru.

Akan tetapi dalam hal ekosistem inovasi, Indonesia masih cukup jauh tertinggal. Ketidakselarasan ini harus mendapatkan perhatian agar industry domestic yang mulai bergeliat mampu tumbuh dan berkembang dengan baik. Masih rendahnya ekosistem bisnis di Indonesia terlihat dari data Global Competitiveness Report 2019. Secara umum kapabilitas inovasi Indonesia ada diperingkat 74. Kondisi tersebut disebabkan oleh masih rendahnya penelitian dan pengembangan inovasi di Indonesia yang ada di peringkat 83. Lebih spesifik lagi, Indonesia masih jauh tertinggal dalam hal publikasi jurnal ilmiah, aplikasi paten, pendanaan penelitian dan pengembangan, serta lembaga penelitian yang unggul.
Tantangan berikutnya yaitu masih rendahnya komersialisasi inovasi produk di Indonesia. Global Competitiveness Report 2019 menunjukkan bahwa aspek komersialisasi Indonesia ada di peringkat 91. Dapat dikatakan bahwa pembelian hasil-hasil inovasi yang canggih masih rendah dan penggunaan merek dari produk Indonesia juga masih kurang.
Kondisi tersebut seharusnya mampu menjadi “alarm” bagi pemangku kepentingan seperti pemerintah, lembaga penelitian, pendidikan tinggi, dan industry untuk berinvestasi lebih besar dalam hal penelitian dan inovasi produk. Secara garis besar, menurut World Economic Forum (2019) terdapat beberapa hal yang biasanya dilakukan oleh negara-negara lain untuk membangun ekosistem inovasinya, yaitu: (1) memberikan program pendanaan penelitian dan insentif pajak bagi perusahaan yang mengembangkan inovasi sesuai prioritas sebuah negara; (2) membuat program co-investment dengan private sector untuk pengembangan penelitian; (3) mendukung lembaga domestik baik perusahaan, universitas, dan lembaga penelitian lainnya untuk berkolaborasi di tingkat global; (4) mengembangkan sektor pendidikan dan pelatihan; (5) mereformasi peraturan yang berkaitan dengan R&D; (5) mengubah kebijakan visa dan imigrasi terkait global talent.